Bagi2 tips buat bekal pasca kampus :)

Especially buat kakak2ku yang sudah lulus kuliah or belum tapi udah kerja, bagi2 tips dunk buat kita menghadapi dunia pasca kampus... Biar kita bisa prepare dari sekarang ^_^

hmmm... kmarin aku sempat jalan2 ke beberapa perusahaan...

jadii... ternyata...

dengan latar belakangku sebagai org teknik elektro, ilmu yg kita dapat semasa kuliah tidak terlalu banyak terpakai semua..

aku baru sadar, bahwa salah satu tujuan utama kuliah ini adalah membentuk pola pikir kita untuk menghadapi permasalahan..

mulai lah menjadi seorg yang aktif..
belajar bagaimana berkomunikasi, kepemimpinan, managing, standing on an idea, kritis, friendly, dan cerdas memanfaatkan masalah...


tapi

ini sok taunya aku lho, soalnya belum kerja, hehee

berhubung ni forum masih baru, jadi kalo nunggu yang lulus kuliahnya kayaknya gak bakal ada dalam waktu dekat ini, haha... jadi gak apa-apa dong kalo ikut komen2 dikit, moga bermanfaat. boleh gak rif? boleh dong..

guruh_saputro06 wrote:

dengan latar belakangku sebagai org teknik elektro, ilmu yg kita dapat semasa kuliah tidak terlalu banyak terpakai semua..
aku baru sadar, bahwa salah satu tujuan utama kuliah ini adalah membentuk pola pikir kita untuk menghadapi permasalahan..

Menanggapi masalah yang dikemukakan guruh di atas, haha.. , betul banget gur, katanya sih pas udah lulus nti.. dunia kerja yang kita hadapi itu emang beda banget (kalo kerja di perusahaan ya..kalo jadi PNS sih kayaknya adem ayem aja sih, haha.. ), ilmunya juga katanya baru dan perlu belajar lagi.., jadi kuliah itu emang paling nggak membentuk pola pikir,

tapi kenapa sih cuma sedikit yang kepake? terus kalo emang gitu, apa kita harus gak belajar apa-apa, atau setidaknya gak usah belajar susah payah, toh yang kepake cuma dikit? terus apakah ada yang salah dengan kurikulum sistem pendidikan kita, dari kita SMA, dan di Universitas, kenapa yang kita pelajarin gak kepake?

Nah, untuk yang ini, kalo menurut saya sendiri sih, sebenernya kalo melihat kurikulum yang diterapkan di Indonesia, udah bagus kok, parameternya bisa diliat di kurikulum universitas2 top di luar sono, gak jauh beda, berhubung baru kuliah di ITB doang, dan di informatika doang, jadi baru bisa bilang kalo di sini kurikulumnya udah merujuk ke MIT (kurang apa coba, merujuk ke the 1st university dalam bidang teknologi..), dan di universitas2 laen di indonesia gak jauh beda kurikulumnya. intinya udah cukup sih, bahkan dari cukup sebenernya untuk bisa membekali kita bisa bersaing dengan orang-orang di luar sono. Tapi, mungkin yang buat para mahasiswa ngerasa kuliahnya gak terlalu bermanfaat adalah adalah kemampuan dosen pengajar yang belum bisa mentransfer ilmu-nya dengan bahasa "kita", jadi gak nyambung deh apa yang diomongin, atau juga mungkin infrastruktur, semacam laboratorium yg kurang, jadi jarang bisa praktek deh, istilahnya No Action Talk Only

Terus kembali lagi, kenapa cuma sedikit yang kepake? karena emang di universitas ini kita dipersiapkan untuk bisa terjun di berbagai macam bidang, untuk di dunia informatika aja udah banyak banget cabangnya, di sini ada Software Engineering, ada Database, ada Distributed System,dll. di S1, kita emang cuma dikasih "dasar" aja untuk bisa menggeluti berbagai macam cabang ilmu yang ada. terus....ketika kita "terjun" ke perusahaan, yang sudah semakin spesific ke bidang tertentu aja, misal kita ke perusahaan minyak, ya..yang dipake yang seputar itu2 aja lah. Jadi jelas yang kepake hanya sebagian kecil dari yang kita pelajarin, dan dari yang dasar-dasar tadi mungkin cuma dikit yang kepake, lha wong cuma dasar, teknologi baru-nya harus belajar lagi, tapi tentu aja tetep diperluin, analoginya kayak belajar matematika, kita mo belajar integral-integral juga harus ngerti kali-kalian, tambah-tambahan dulu, iya ndak??

guruh_saputro06 wrote:

mulai lah menjadi seorg yang aktif..
belajar bagaimana berkomunikasi, kepemimpinan, managing, standing on an idea, kritis, friendly, dan cerdas memanfaatkan masalah...

Nah, tapi seperti saran mas guruh, kalo udah kerja nanti, kita gak cuma dinilai dari hardskill (kemampuan teknis), butuh juga yang namanya softskill (yaitu kemampuan seperti yang di quote mas guruh), bahkan mungkin kemampuan ini yang sebenarnya akan sangat mempengaruhi karir kita. Dalam berbagai survey di perusahaan, sebenernya yang paling dibutuhkan adalah orang-orang yang punya softskill tinggi bukan orang yang punya hardskill tinggi, tapi punya dua-duanya lebih bagus lagi sih .
The problem is..softskill ini gak kita dapet di kuliah, ilmu tentang "how to deal with people" emang harus belajar sendiri di lapangan(baca: organisasi atau kegiatan lain).

jadi mana yang lebih penting? penting semua sih, kalo mo jadi pegawai (yang mo mandiri jadi pengusaha lebih bagus!! ^^) sarat pertama yang harus "diwaspadai" adalah minimum IP sekian, (kemaren ada syarat dari perusahaan konsultan McKensey: minimal 3.5 dari 4, wah dahsyat lah ini, tapi standar perusahaan konsultan emang segitu,gak usah terlalu dipikirin, emang perusahaan kelas dunia sih) nah kalo sarat pertama itu lolos baru deh yang laen-laen, di sini softskill baru bermain,

Jadi, saran terakhir adalah, time management is the key of success.

First of all, mau nanya dulu nih ke guruh : yang di sebelah dirimu dalam foto itu siapa hayooo??? hehehe

Makasih banyak banget atas tanggapannya. Bener kata Guruh, kalo terkadang ilmu yang kita dapet sedikit banget yang teraplikasi di dunia kerja. Bahkan ada yang bahkan berbeda sama sekali dunia kerja dengan apa yang dipelajarinya di bangku kuliah. Contohnya, kakak kelasku yang anak fakultas kehutanan, malahan sekarang jadi brand manager produk Sariwangi di Unilever (uppps, bukan promosi ya).

Kalo aku melihatnya, yang akan berguna banget di dunia kerja adalah softskill bukan hardskill. Dan itu terkadang gak kita dapetin di bangku kuliah. Di organisasi atau kepanitiaan mungkin lebih banyak bisa kita dapetin hal tersebut kali ya. (yang ini seperti yang dikemukakan budi)

Yup. Saatnya belajar lebih banyak, bahkan untuk hal2 yang mungkin jauh dengan keilmuan kita. Karena hanya dengan itulah kita bisa persisten dengan apa yang akan kita hadapi di dunia kerja nanti. Coz honestly aku juga gak pernah kebayang bakal jadi Sarjana Ekonomi waktu SMA (IYA, SARJANA EKONOMI, secara rifi jurusan Agribisnis Fakultas Ekonomi n Manajemen IPB), cuma dengan belajar dan menikmati pembelajaran itu, semua ini sudah bisa aku lewati, sampai semester 7 ini...

Warm Regards,
Rifi

PS : ayo, kalo ada kakak2 yang mau berbagi ttg dunia kerja, ditunggu!!! (secara dah mo lulus niyyy...)

Kalo kalian semua menanyakan bagaimana dunia Pasca Kuliah, tanyakan kepada gw...

Gw lulus SMA tuh langsung kerja dulu...
ceritanya Bibi gw ditawarkan menjadi Branch Manager supplier produk Parfum yang terkenal coba aja masuk ke website tempat kerja gw. Yang pertama kali ada dalam benak gw tuh kerjanya enak, kerja klerikal, tapi nyatanya yang ada adalah kerja memeras otak! Capeknya bukan main, seluruh sumber daya yang kalian miliki akan terkuras habis di dunia kerja!!

Walhasil setelah gw merintis dari awal, akhirnya gw udah mulai terbiasa bekerja di bidang gw, malah jabatan gw adalah Assistant Manager (dalam waktu 6 bulan). Satu kenyataan yang mungkin gak bakal kalian percaya, gw yang lulusan SMA memiliki anak buah sarjana ekonomi s1 yang bisa gw suruh2 dan atur2! Tapi usia gw masih muda, nasib gw gak mentok di kerjaan di usia gw yang masih masuk dalam kategori usia kuliah. Walhasil dengan sembunyi-sembunyi dari pekerjaan, gw daftar STAN dan keterima. Yang gw pikirkan adalah sekarang kuliah, kuliah dan kuliah, gak perlu mikir kerja, karena lulus gw dah PNS

Dan ternyata dunia kerja itu gak seindah yang kalian bayangkan... Bisa dibilang ilmu yang kalian dapatkan di sekolah ataupun kuliah itu hanya akan menjadi "sampah" hanya sebagian dari ilmu yang diajarkan di sekolah atau di kuliah itu yang akan berguna. Kenapa gw bisa bilang begitu? karena gw dah ngerasain, yang diperlukan dalam dunia kerja itu adalah kebutuhan perusahaan di tempat kalian kerja. seperti yang udah gw ceritakan kalau gw punya anak buah s1, kerja dia itu ngangkatin dus, betapa sia-sianya ilmu dia yang s1 dengan IP 3,xx tapi harus kerja kuli dengan atasan seorang anak SMA yang baru lulus?

Biar gak terlalu doktrin gw bantu deh, tentang apa aja yang perlu disiapkan dalam dunia kerja...

Gak usah ngomong "Soft Toys" or "Hard Toys" (Soft and Hard Skill), disini yang akan gw jelaskan adalah :
1. Yang dibutuhkan adalah keahlian, bukan ilmu (kecuali yang mau jadi guru)! Setinggi apapun ilmu yang kalian miliki, kalau penggunaannya salah maka hasilnya akan salah!!! kayak si s1 itu!
2. Skill utama yang wajib kalian bisa adalah komputer (paling gak lu bisa adalah MS Office, itu aja)
3. Bahasa Inggris, ini hukumnya sunnah muakad dalam pekerjaan.

SEKEDAR TAMBAHAN :
1. Sikat-menyikat itu mubah dalam dunia kerja kalo mau cepet naik pangkat ya sebisa kalian aja dkeat ma atasan, rajin (setidaknya di mata atasan)
2. Yang namanya "penghasilan tambahan" itu ada, cuma maen safe aja, jangan kebawa nafsu, dan jangan lupa bagi2 biar bebannya ringan di akhirat kelak.
3. Gw sarankan jangan masuk pada perusahaan yang "Capitalism Oriented" karena kalian hanya akan diperas tenaganya saja, keahlian kalian akan terkikis dengan dunia kerja "laba maksimal" yang dianut oleh kapitalis (ngerti kan kapitalis?)
4. Seenaknya kerja itu ya punya usaha yang bisa mempekerjakan orang banyak, disitulah kalian akan mengetahui kenapa gw bisa nulis segamblang ini disini...

Dan akhirul kalam...

Doakan saya Lulus STAN dengan memuaskan yah...
Biar gw jadi PNS yang gak perlu repot mikirin modal dan uang orang lain, lebih baik mikirin uang rakyat deh!
biar gw gak tenggelam di jurang Kapitalis untuk kedua kalinya, yang hanya akan memeras tenaga kerja demi keuntungan pemilik modal....


Saya doakan kalian semua masuk ke tempat yang benar, menjadi orang yang benar di tempat yang benar...

Mana yang kalian pilih :
1. Orang yang benar di tempat yang salah; atau
2. Orang yang salah di tempat yang benar???

Sekedar Info :

Jutaan sarjana menganggur, bahkan sarjana yang lulus dengan IP 3,xx kesulitan mencari kerja, bahkan ia belum mendapat pekerjaan selama 3 tahun sampai saat ini setelah ia lulus.

banyak buruh yang gajinya lebih kecil daripada standar yang ditetapkan.

terkadang beban perusahaan dibebankan kepada karyawan dengan cara pemotongan gaji (contohnya Franchise xxxMart, setiap kehilangan ditanggung oleh karyawan, dan dipotong langsung dari gaji)

Sektor perekonomian Indonesia kini dikuasai oleh kaum Liberalis dan Kapitalis, artinya Pekerja hanya dinilai menurut sudut pandang biaya produksi terkecil, a.k.a pegawai kasih aja gaji yang kecil yang memenuhi standar minimal gaji yang ditetapkan, bahkan dengan berbagai dalih gajinya bisa lebih kecil lagi.

Nyari kerja itu susah banget, gak jarang orang yang udah nganggur 1 tahun, bakalan nganggur terus di tahun2 berikutnya. Dipecat satu yang ngelamar jutaan.

kalo ada yang mau nambahin Monggo...

duh panjang2 banget sih,.,,,,

pedih ni mata,,,,,,,,,,,


di sumputin aja napa........???




Eh... minta tips dunk... enakan Kerja di PERTAMINA ato CHEVRON

Gravekeeper's Assailant wrote:

duh panjang2 banget sih,.,,,,
Eh... minta tips dunk... enakan Kerja di PERTAMINA ato CHEVRON

Kalo lu kerja di Pertamina murni BUMN, bagus untuk perkembangan bangsa
Kalo lu kerja di Chevron, berharap2 aja jadi pegawai kasta terendah dalam perusahaan itu...

hehehe, yang namanya PMA gak akan membiarkan pribumi berada di jajaran elite...

dan tipe2 pegawai PMA itu adalah tipe yang "melegalkan" kaburnya uang negara beserta devisa-devisanya keluar negeri...

Hehehe...

Nyantai bro...

belum giliran lu tuk kerja, kuliah yang bener aja dulu, kalo lu macem alumni yang dah mau wisuda baru dibicarakan lebih lanjut...

hahaha...

Sorry kalo ngaco!

thanks to yudha yang udah ngasih banyak masukan n share pengalamannya.

iya tuh, aku juga ga mau tenaga n pikiranku diperas hanya untuk kepentingan 'orang2 rakus'. yuk sama2 kita bangun bangsa ini...

Otre lah... ane buang aja jauh2 tu prusahaan minyak asing dari pikiran gw...........


Otre bos.... ane kuliah dulu, tar matkul pilihan, ane ngambil energi deh.....

wow sepertinya semuanya pada cinta dalem negeri. Emang beda anak smanda .
Kerja di purusahaan dalam negeri itu bagus banget sih, jadi temen-temen smanda yang emang orang-orang pilihan ini gak kabur ke luar negeri. Tapi apa salah kalo kerja buat perusahaan asing?
hmm..bisa jadi bahan kajian yang menarik.Tapi tulisan ini hanya akan membahas dari sisi positive saja, yang negative kita buang aja ke laut

1. Kenapa banyak orang Indonesia yang lebih tertarik ke perusahaan asing atau luar negeri ketimbang di Indonesia?
Yang pertama dan (mungkin)yang utama adalah, mereka ngerasa, "gw ini udah cape lho, belajar terus, siang malem tiada henti (lebay banget ya..!!) masa' gw dibayar sama ama orang kerjanya tidur-tiduran doang sih, atau kalaupun lebih juga gak beda jauh selisihnya, mending gw ambil kerja di markas Microsoft di Redmond,US, atau di Google, atau ke Toshiba jepang, atau ke Chevron, Schlumberger, dll, gw lebih dihargai di sana, gw dibayar mahal untuk semua kerja keras gw"

Selain itu, Kebanyakan orang-orang hebat tu (especially bwt yang belum nikah) selalu merasa kurang, pengen bisa jadi lebih baik lagi, pengen nambah pengalaman lagi, pengen ketemu orang-orang yang lebih hebat lagi, dan untuk ketemu orang-orang seperti itu baru bisa kalo kita gabung ke perusahaan-perusahaan terbaik dunia. selain itu bisa sekalian jalan-jalan ke luar negeri, pengen ngerasain tinggal di jepang, di singapure, di US buat nge-lihat dunia baru di luar biar pikiran ini terbuka , Oh ternyata ada ya negara yang kalo ngeludah sembarangan itu kena denda, (beda banget dengan negara kita)Oh ternyata ada ya negara yang kereta apinya sangat tepat waktu, terlambat beberapa menit, si kepala kereta api mengundurkan diri (apalagi yang ini, beda banget dengan di sini, boro-boro ngundurin diri, malah nyalahin banjirlah, dll, pokoknya pasal satu, saya tidak pernah salah, pasal dua, kalo saya salah liat pasal satu, hehe...jadi inget sesuatu ).

2. Apa manfaatnya kerja di perusahaan asing?
Nah, kalo udah pernah kerja di perusahaan asing, entah itu yang basisnya di luar negeri ataupun yang di Indonesia, pasti dapet banyak pengalaman dong, ketika balik lagi ke negara kita tercinta, mereka akan bisa nularin pengalaman-pengalaman tadi itu, misalnya ngomong ke menteri kebersihan (ada gak??) kalo di singapure tuh kalo ngeludah sembarangan didenda lho, malu dong ama negara kecil gitu...
yang tadi hal sampingan sih, yang utama adalah, ketika mereka kembali ke Indonesia (mang pada mo balik ya? kebanyakan balik kok, di sana mah jalan-jalan aja...hehe...), mereka yang pernah kerja di perusahaan-perusahaan nomor satu dunia, dan mereka udah "nyuri" ilmu dari perusahaan-perusahaan tadi, tentu bisa bantuin dong negara kita yang selalu jadi pengekor di berbagai bidang, termasuk teknologi, untuk bisa buat perusahaan yang dalem negeri menjadi perusahaan sekelas mereka. Jadi harus dimanfaatin nih orang-orang yang udah pada pernah kerja di perusahaan asing.
3. ada ruginya gak?
Yaa..ruginya itu sih, kalo semua yang jago-jago pada pergi ke luar, negara Indonesia akhirnya digerakkan oleh orang-orang yang tidak bermutu, yang pada akhirnya keputusan yang diambil juga gak sebagus kalo keputusan itu dikeluarkan orang-orang yang kompeten di bidangnya,efeknya kalo bangun jembatan roboh terus (ada faktor korupsinya juga sih, lengkap deh kalo di indonesia), kalo bangun jalan bolong terus, kalo bangun kota, banjir terus, kurang jelek apalagi coba..??haha..

oke, setelah panjang lebar, apa intinya?
kalo menurut saya sih, terserah aja sih mo kerja di perusahaan asing atau dalem negeri. (kalo kerja di perusahaan asing, jangan lupa balik lagi, bagi-bagi ilmunya), yang penting tadi, pada akhirnya kita sama-sama bangun Indonesia, jadi lebih baik lagi.
ada yang gak yakin, ada yang pesimis, ada yang ngerasa ini gak mungkin????
c'mon guys, masa' mimpi aja takut, ada pepatah "mimpi hari ini adalah kenyataan di esok hari"

oh iya terakhir, dari tadi ngomongnya seolah-olah gampang banget, tinggal milih sesuka hati. padahal sebenernya untuk bisa menjadi orang yang posisinya tawarnya seperti di atas (tinggal milih mo kerja dimana), kayaknya gak gampang deh, buanyak buanget saratnya, intinya you have to be the best, so tetep semangat aja!!

pranoto_budi_s wrote:

Spoiler:

gw gak setuju!!!

Gak setuju kalo kalo kerja dengan perusahaan asing yang beroperasi di Indonesia
Kenapa?
ya karena jelas gak bakalan berkembang lah!
liat aja Freeport?
apa yang kita dapatkan selaian uang yang besar (Katanya sih?) yang didapatkan adalah perang suku, perang saudara di Papua tanah kelahiran kalian (Just Kiting)
tuh udah salah satu bukti, mereka bikin negara dalam negara,
pasal 33 uud 1945, hajat hidup orang banyak dikuasai negara (untuk dimanipulasi dan dibagikan ke pihak swasta) nyatanya air aja dikasih ke swasta, listrik juga bakalan begitu, minyak bumi udah pasti?

YANG GW SETUJU TUH KERJA DI PERUSAHAAN ASING TAPI LOKASINYA BUKAN DI INDONESIA, NAH DISITULAH LETAK KEMULIAAN KALIAN SAUDARAKU...
BEDAKAN KERJA DI PERUSAHAAN ASING DI DALAM NEGERI DAN DI LUAR NEGERI YA?
ENAKAN KERJA DI LUAR NEGERI DEH...
TAPI BUKAN JADI BABU...
TAPI BABU JUGA TERHORMAT DENK...
SELAIN SERING BIKIN KASUS DAN BIKIN MALU MEREKA PULANG BAWA DOLAR...

PEACE!

Sip.. hebat semuanya bro-sist..

tapi kalo aku agak beda sih.. kayaknya, kalo dah kuliah, berarti cerdas toh..

kalo cerdas berarti bisa kerja dong..

kalo bisa kerja, harusnya bisa bikin peluang kerja kan..

enterpreneur bro-sist..

jadi pengusaha pejuang - pejuang pengusaha...

Ketua Hipmi sekarang juga alumnus Smanda.. Mirza Djausal..

nah, kalo semua pemuda kita bisa berbisnis dan berwirausaha..

nggak usah sebut mo kerja di chevron....

tapi kita bikin tuh chevron-chevron baru...

Wah.. Seru..
'your word is your attitude' benar2 terlihat..

Halo bud..
Klo ngomongin soal prusahaan asing n nasional sih,kajian akan sgt panjang n rumit..
Sejauh ini dsini yg tampak hanya dri sisi kulit nya aja.
Klo mau dikaji, dah hrus msuk ke filosofi awalnya,mengapa prusahaan minyak asing n nasional ada ditiap negara pghasil minyak,baik indonesia,saudi,qatar,dll.
Lalu knp jg pribumi wajib krja baik di yg asing maupun nasional.
Nah,klo lebih bijak dan tanpa emosi lbih jauh,maka akan didapatkan sbuah pandangan bahwa 'hal2' tsb adalah berupa kseimbangan kontrol dri pihak negara. Ada strategi bangsa disana

Bisa kita perhatikan jg sejarah bgmn Industi Jepang n Cina bs maju. Ttg strategi kterbukaan mreka ttg pihak asing..

Lalu,soal soft n hard skill,yah.. Itu hanyalah label utk mmudahkan pgembangan diri..
So..
Tiap individu punya tugas n minat msg2,apakah akn brkarir ato mgembangkan ilmu pgetahuan.


Semuanya saya rasa trgantung niatnya..
For the sake of God,Ummah,n Nation..

Personnaly..
I prefer a silent one who always put the trash on a bin, rather those who keep shouting 'i love my indonesia' but care on nothing..

Semua brawal dri niat tulus di hati dan ilmu sbg ptunjuk.

Wallahu alam..

NB:
Buat yg Muslim punya niat utk ngembangin ilmu pgetahuan buat bangsa n agama sbelum n stelah lulus s1, ikut aja beasiswa KAUST (king abdullah univ of science n tech),sdg open tuh. Harap di search buat detail nya

Maaf jika ada yg salah2,lewat hp,agak repot,haduh..

Wah.. Seru..
'your word is your attitude' benar2 terlihat..

Halo bud..
Klo ngomongin soal prusahaan asing n nasional sih,kajian akan sgt panjang n rumit..
Sejauh ini dsini yg tampak hanya dri sisi kulit nya aja.
Klo mau dikaji, dah hrus msuk ke filosofi awalnya,mengapa prusahaan minyak asing n nasional ada ditiap negara pghasil minyak,baik indonesia,saudi,qatar,dll.
Lalu knp jg pribumi wajib krja baik di yg asing maupun nasional.
Nah,klo lebih bijak dan tanpa emosi lbih jauh,maka akan didapatkan sbuah pandangan bahwa 'hal2' tsb adalah berupa kseimbangan kontrol dri pihak negara. Ada strategi bangsa disana

Bisa kita perhatikan jg sejarah bgmn Industi Jepang n Cina bs maju. Ttg strategi kterbukaan mreka ttg pihak asing..

Lalu,soal soft n hard skill,yah.. Itu hanyalah label utk mmudahkan pgembangan diri..
So..
Tiap individu punya tugas n minat msg2,apakah akn brkarir ato mgembangkan ilmu pgetahuan.


Semuanya saya rasa trgantung niatnya..
For the sake of God,Ummah,n Nation..

Personnaly..
I prefer a silent one who always put the trash on a bin, rather those who keep shouting 'i love my indonesia' but care on nothing..

Semua brawal dri niat tulus di hati dan ilmu sbg ptunjuk.

Wallahu alam..

NB:
Buat yg Muslim punya niat utk ngembangin ilmu pgetahuan buat bangsa n agama sbelum n stelah lulus s1, ikut aja beasiswa KAUST (king abdullah univ of science n tech),sdg open tuh. Harap di search buat detail nya

Maaf jika ada yg salah2,lewat hp,agak repot,haduh..

sALUT...
ini thread yang menurut gw paling serius di forum ini...

kata Pak ustadz juga ambil yang baik dan tinggalkan yang buruk,

hidup adalah pilihan,
yang mana yang anda pilih adalah jalan hidup anda,
itulah konsekuensinya?
dan anda tinggal menjalaninya dan menanggung setiap resiko yang bakal anda terima dari pilihan yang anda ambil...

Buat Bang Dolop sih enak, dia emang da kemampuan untuk memiliki usaha sendiri,
lalu bagaimana dengan kami yang hanya mampu menjadi pegawai dulu, kan kalo dah punya modal baru bisa jadi pengusaha?

disitulah masalahnya Bang...
menjadi karyawanpun bukan tidak ada sebab,

Klo gw sieh..kuliah tu nikmatin aza dulu
bersenang-senang..ntar juga berjalan sesuai arus..

Yudha Pradana wrote:

gw gak setuju!!!

Gak setuju kalo kalo kerja dengan perusahaan asing yang beroperasi di Indonesia

YANG GW SETUJU TUH KERJA DI PERUSAHAAN ASING TAPI LOKASINYA BUKAN DI INDONESIA, NAH DISITULAH LETAK KEMULIAAN KALIAN SAUDARAKU...
PEACE!

Kalo kita lihat barang-barang di sekitar kita, buanyak buanget lho barang-barang buatan luar negeri, contoh pertama, Mobile Phone: Nokia, Samsung, Sony Erricson, dll. Ini punya luar negeri semua, dan mereka punya cabang di Indonesia setidaknya buat pemasarannya (masa' sih gak boleh kerja sebagai bagian marketing di sini? berapa orang yang bakal hilang pekerjaannya?)

contoh kedua, kendaraan, ini bukannya semuanya buatan Jepang, Cina, dkk ya?. ada Honda, Mitsubishi, Suzuki, yang dealer-nya dimana-mana, (serius disarankan gak boleh kerja di sini? berapa orang yang bakal kehilangan pekerjaannya?)

Nah, sekarang kita akan lihat sekilas, ada beberapa contoh perusahaan asing yang besar yang beroperasi di Indonesia (kalo ada yg salah silakan dikoreksi) Microsoft Indonesia, Samsung Electronic Indonesia, Chevron, Freeport, Schlumberger, Total, dll.

Okeh, udah banyak contohnya ya, dan masih banyak lagi yang laen.

Coba perhatikan pertanyaan ini:
1. Berapa orang yang sanggup ditampung perusahaan-perusahaan ini?
jawab:
Jawaban singkatnya adalah "banyak buanget". For Your Information: Apabila Perusahaan Samsung Electronic Indonesia ini collapse, maka akan ada sekitar 30.000 (tiga puluh ribu) orang akan kehilangan pekerjaannya.
2. Kalo tidak diisi Orang Indonesia apakah perusahaan ini tetap ada atau runtuh?
jawab: pasti tetap akan berdiri, perusahaan semacam Freeport sudah membuat kontrak dengan pemerintah Indonesia untuk tetap mengeruk kekayaan alam disana ampe tahun berapa gitu.
3. Kalo tidak diisi orang Indonesia siapa yang akan mengisi perusahaan ini?
jawab: gampang aja, mereka tinggal panggil orang-orang di luar sono yang butuh kerjaan, gak bakal kekurangan orang kok.
4. Berapa jumlah perusahaan yang emang asli Indonesia?
jawab: banyak sih, tapi pasti susah kan jawabnya, nih saya bantuin, salah satu contohnya adalah Medco Energi (itu yang punya alumni electro ITB lho...hehe..)

Kalo kita dilarang kerja di perusahaan-perusahaan tadi, siapa yang akan menyediakan lapangan kerja buat mereka yang kehilangan pekerjaannya? hmm....rasanya pemerintah kita belum sanggup deh. setuju??

Nah, emang betul sih, keberadaan perusahaan-perusahaan di atas, langsung atau tidak langsung akan merugikan perusahaan dalam negeri. Tapi salah siapa sih? keadaannya sudah seperti ini lho, rasanya sulit untuk tiba-tiba menghilangkan perusahaan-perusahaan itu. dan pemerintah juga belum sanggup untuk menyediakan lapangan kerja yang memadai untuk seluruh penduduk Indonesia. Yah, mau gak mau kita sama-sama liat positifnya aja, kita disediakan lapangan kerja, mereka dapet untung. (walaupun mereka dapet untung lebih besar sih, hmm...),

Mungkin ini kesalahan dari kebijakan pemerintah di masa lalu. tapi nasi udah jadi bubur. Jadi tugas kita buat bubur tadi jadi bubur ayam, biar bisa menaikkan nilai tambahnya

Nah tugas kita nih sebagai penerus bangsa untuk membangun Indonesia, karena pada dasarnya kita emang gak kalah kok dengan orang-orang di luar sana, ya udah segitu aja, sorry kalo kepanjangan

Bagus ni idenya bung dolop, idealnya yang jadi pengusaha tuh dalam sebuah negara adalah minimal 2% dari jumlah penduduk. Coba kita itung dulu (secara kasar aja), 2% dari 200 juta orang adalah, 4.000.000 orang.
Kalo masing-masing Pengusaha punya 10 orang pekerja. maka udah 40jt orang, kalo masing-masing orang punya tanggungan 4 orang lagi (1 orang istri + 3 orang anaknya) udah 200jt. gak bakal ada pengangguran lagi, mantap kan.

Ya emang sih, gampang-gampang susah buat jadi pengusaha, butuh modal uang, dll. Tapi dari berbagai seminar entrepreneur yang saya ikutin sebenernya yang paling penting buat jadi pengusaha tuh bukan modal "uang" sih (bukan berarti gak perlu juga). tapi modal-modal yang lainnya, semacam "kemampuan komunikasi yang baik", "jujur","disiplin","kreatif","network",,dan sejenisnya. tetep semangat, cari pengalaman yang banyak, abis itu buat lampung gak masuk 5 besar provinsi termiskin di Indonesia

bro-sist.. mengutip ucapan Mas Budi di atas.. seratus persen benar soal kewirausahaan. jika 2% saja pemuda kita mau berwirausaha, maka berbagai masalah akan terselesaikan dengan sendirinya.

Kalau soal modal seperti yang dikeluhkan Yudha, yakinlah dan tetap yakinlah bahwa modal itu sudah ada dari sananya, taken for granted. Bicara kapital berbentuk uang, itu berurusan dengan volume bisnis yang bakal digeluti. Agak absurd toh kalau memulai bisnis langsung dengan kapasitas sebesar Chevron atawa Pertamina. Pasti dari yang kecil.

Jadi, kalau ada yang beralasan 'tak ada modal untuk berwirausaha' itu bagian dari hambatan psikologis yang memang menjadi penyebab kenapa wirausaha itu dirasa sedemikian hebat dan jauh mengawang-awang. Sebut semua wirausaha hebat, pasti modal awalnya bukan uang sama sekali.

Yap...Gw stuju dgn dolop...

Hehe..

Tapi terkadang, tergantung insting individu juga lho..
Ada yg menikmati jadi wirausaha, ada juga yg ga betah malah menikmati berkarir..

Budi.. Gw mah stuju sama lo...
Bud... Udah libur y??
maen ke jogja bud, ntar gw ajak maen n makan2, hohohooo...

doain UAS gw y bud...

recca_super wrote:

Klo gw sieh..kuliah tu nikmatin aza dulu
bersenang-senang..ntar juga berjalan sesuai arus..

yakin anda bisa kuliah dengan cara begini... klao tiba2 arus berubah deras, dan ombak bergulung2....???


jangan gitu mas.,..... lebih baik kita yg jadi arus aja.....

emang, kita bakal tabrakan dengan arus2 yang laen.... tapi dengan menjadi arus, resiko untuk kecewa akan smakin kecil

gak percaya.... BUKTIKAN SENDIRI..........

hmm.. setelah forum ini saya tinggalkan sebentar karena berbagai kesibukan, makin seru aja nih kayaknya.. huehehe.. lumayan buat nambah2 pengetahuan n ngeliat sudut pandang orang..

intinya mah cuma ini yang saya mau bilang : doakan saya jadi entrepreneur yang baik dan sukses supaya bisa ngebantu orang2..

oke oke.. thx

wah2...seru juga omongannnya..walo liat cuman sekilas..
klo ane seh dulu lulus kuliah adanya cuman deg2an..bakalan penempatan di daerah mana?(maklum resiko kuliah gratis adalah bersedia ditempatkan dimana saja)
Alhamdulillah di tempatin masih di daerah jabar juga..jd aman...malah ketemu istri juga disini (pdhl alumnus Smanda juga si dia)
nah udah 2 taun kerja..masih ngrasa blm puas juga akhirnya nyoba2 wirausaha kecil2an..dr jual pls,elektronik sampe jualan madu..tapi kok mentoq di modal kecil ama waktu yg sempit krn kemakan ama kerjaan utama...
nah sekarang akhirnya mutusin aja ngumpulin modal sedikit2..buat investasi..lg tertarik investasi di sektor riil nih..kyknya peluangnya msh bagus walo bentar lagi badai krisis nyampe di indonesia...
sempat ditawari maen saham..ah kagak tertarik ah..gak nyunnah ...untungnya gak kebujuk..klo gak ancur dah pas index lagi 1,1 kyk gini

ikitan koment yah..


buat prepare kuliah itu mudah lho...

asal ada...

DUIT

semuanya gw yakin lancar deh hehehe
apalagi dengan disahkanya UU BHP sekarang yang jelas lebih menguntungkan bapak2 yang mensahkanya tersebut... hehehe